Demam kucing melanda Indonesia, begitulah trade mark saat ini. Dalam dua dekade terakhir saja, hampir di seluruh kota besar di Indonesia marak digelar cat show. Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan beberapa kota besar lainnya banyak diadakan pagelaran akbar tentang kucing yang menyajikan acara kontes kucing yang menganugerahkan gelar “cat of the year award”, bukan itu saja ada juga fashion show ala kucing, lomba foto unik dengan kucing dan beragam bazaar kucing yang pesertanya kucing-kucing ras baik Persia, Angora hingga mix (campuran). Terlebih lagi dibogor dan Jakarta spinx kucing asli dari negeri pyramid juga ada yang dibeli oleh para cat lovers. Tidak tanggung-tanggung harga satu kucing asal negeri firaun ini bisa mencapai 60-jutaan atau setara dengan harga sebuah mobil.
Begitu fantastisnya, hoby bisa membuat para cat lovers merogoh kantongnya jutaan hingga puluhan juta rupiah hanya untuk hewan yang mereka sayangi. Bukan hanya itu saja, mereka (red. Cat lovers) sanggup memburu hingga ke manca negara sekalipun untuk hobinya. Namun sedikit para cat lovers yang mau melirik kucing asli Indonesia. Tidak tahu alasannya apa, apakah kucing kita bukan kucing Ras yang mempunyai bulu tebal, kurang imut atau banyak lagi alasan yang masih menjadi misteri.
Tidak semua orang Indonesia menyadari bahwa negaranya adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Padahal beberapa spesies flora dan fauna baru banyak ditemukan di negara kita. National Geografic saja sekarang lagi memburu wilayah Papua daerah paling timur negara kita untuk mencari spesies baru ular dan reptile. Begitu pula kucing, sifat geografi negara kepulauan menyebabkan ada sekumpulan kucing yang berkembangbiak disebuah pulau kecil. Perkembangbiakan tersebut berlangsung terus menerus dan kemurnian genetiknya secara alami tanpa campuran gen dari kucing-kucing lain.
Yang pasti, negara tercinta ini mempunyai satu ras kucing asli. Bukan ras “kampung” yang sering berkeliaran di pasar-pasar. Bukan juga ras Javanese atau balinese yang menggunakan nama pulau di negara kita. Ras kucing asli Indonesia ini bernama kucing Raas, yang hampir mirip dengan Russian Blue yang warna bulu diseluruh tubuhnya berwarna abu-abu yang hidup dan berkembang biak di Madura.
Asal usul
Tidak semua orang Indonesia menyadari bahwa negaranya adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Padahal beberapa spesies flora dan fauna baru banyak ditemukan di negara kita. National Geografic saja sekarang lagi memburu wilayah Papua daerah paling timur negara kita untuk mencari spesies baru ular dan reptile. Begitu pula kucing, sifat geografi negara kepulauan menyebabkan ada sekumpulan kucing yang berkembangbiak disebuah pulau kecil. Perkembangbiakan tersebut berlangsung terus menerus dan kemurnian genetiknya secara alami tanpa campuran gen dari kucing-kucing lain.
Yang pasti, negara tercinta ini mempunyai satu ras kucing asli. Bukan ras “kampung” yang sering berkeliaran di pasar-pasar. Bukan juga ras Javanese atau balinese yang menggunakan nama pulau di negara kita. Ras kucing asli Indonesia ini bernama kucing Raas, yang hampir mirip dengan Russian Blue yang warna bulu diseluruh tubuhnya berwarna abu-abu yang hidup dan berkembang biak di Madura.
Asal usul
(foto : pulauraas.com)
Diduga kuat, kucing madura — asalnya memang dari Pulau Raas — sebagai meong asli Indonesia. Seperti halnya ras anjing Kintamani yang awalnya hanya berkembangbiak di pulau Bali, kucing madura juga berkembang biak di sebuah pulau kecil bernama Raas yang terletak di sebelah timur pulau Madura.
Karakteristik
Kucing madura mempunyai ciri yang sangat menonjol, yakni kemiripan bentuk muka dan postur tubuh dengan leopard dan kucing hutan. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada kucing kampung biasa. Saat ini telah diketahui dua warna yang sering terdapat pada kucing raas, yaitu : buso dan kecubung. Buso adalah bahasa setempat untuk warna abu-abu kebiruan polos (blue) seperti yang terdapat pada ras rusian blue atau british shorthair. Sedangkan kecubung adalah istilah setempat yang diberikan bagi kucing yang berwarna coklat mirip warna kucing myanmar. Sayangnya, kucing dengan bulu warna kecubung memiliki bentuk wajah yang mirip dengan kucing kampung, yaitu lebih oval.
Kucing madura ini memiliki ekor dengan panjang yang sedang, tetapi bengkok di ujungnya (kinky tail). Bentuk ekor yang bengkok ini menegaskan kucing madura adalah kucing Asia. Eropa telah lama mengeliminasi kucing dengan ekor bengkok karena dianggap cacat.
Di Pulau Ra’as sendiri diperkirakan jumlah kucing ini tidak sampai 100 ekor. Langkanya kucing ini karena tingkat kematian yang sangat tinggi, baik di Pulau Ra’as maupun di Madura. Lagi pula kucing jantan yang dibawa keluar Pulau Ra’as umumnya telah dikebiri terlebih dulu sehingga tidak ada pembiakan terjadi di luar Pulau Ra’as.
Informasi mengenai keberadaan kucing Raas telah menarik perhatian dua klub penggemar kucing yang ada di Indonesia. Masing-masing klub ini menginginkan agar kelestarian kucing tersebut tetap terjaga dan menjadikan kucing Raas sebagai ras kucing yang diakui masyarakat perkucingan dunia. Cita-cita ini memerlukan perjuangan yang sangat berat dan memerlukan waktu bertahun-tahun. Diperlukan program pengembangbiakan kucing yang ketat dan terencana untuk menghilangkan atau meminimalkan cacat genetik sekaligus menstabilkan sifat-sifat genetik yang merupakan ciri khas.
Adat istiadat dan kepercayaan setempat mendukung kemurnian ras kucing ini. Kucing ini ternyata merupakan komoditi penting bagi pejabat maupun pemuka di daerah, karena mempunyai arti dan nilai khusus.
Perkembangbiakannya hanya terjadi di pulau Raas dan sangat dilindungi oleh penduduk setempat. Hanya kucing jantan yang telah dikebiri yang diizinkan untuk dibawa keluar pulau. Kelahiran anak kucing warna abu-abu selalu dinantikan untuk diberikan sebagai hadiah kepada orang-orang tertentu ataupun penyayang kucing karena memang sangat diminati.
Dengan adanya perlakuan khusus dari penduduk setempat dalam hal penyebarannya keluar pulau Raas, kemungkinan besar tidak akan terjadi perkembangbiakannya atau persilangan dengan kucing lain ditempat yang baru. Tetapi perkembanganbiakan yang terjadi di pulau Raas itu sendiri belum dapat dipastikan, karena diduga terjadi secara alami tanpa adanya pengawasan atau perlakuan khusus dalam pembiakannya.
Kita berharap semoga kucing Ra’as ini akan menjadi kucing ras asli Indonesia yang mampu menghiasi setiap pagelaran akbar cat show. Semoga saja.
Karakteristik
Kucing madura mempunyai ciri yang sangat menonjol, yakni kemiripan bentuk muka dan postur tubuh dengan leopard dan kucing hutan. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada kucing kampung biasa. Saat ini telah diketahui dua warna yang sering terdapat pada kucing raas, yaitu : buso dan kecubung. Buso adalah bahasa setempat untuk warna abu-abu kebiruan polos (blue) seperti yang terdapat pada ras rusian blue atau british shorthair. Sedangkan kecubung adalah istilah setempat yang diberikan bagi kucing yang berwarna coklat mirip warna kucing myanmar. Sayangnya, kucing dengan bulu warna kecubung memiliki bentuk wajah yang mirip dengan kucing kampung, yaitu lebih oval.
Kucing madura ini memiliki ekor dengan panjang yang sedang, tetapi bengkok di ujungnya (kinky tail). Bentuk ekor yang bengkok ini menegaskan kucing madura adalah kucing Asia. Eropa telah lama mengeliminasi kucing dengan ekor bengkok karena dianggap cacat.
Di Pulau Ra’as sendiri diperkirakan jumlah kucing ini tidak sampai 100 ekor. Langkanya kucing ini karena tingkat kematian yang sangat tinggi, baik di Pulau Ra’as maupun di Madura. Lagi pula kucing jantan yang dibawa keluar Pulau Ra’as umumnya telah dikebiri terlebih dulu sehingga tidak ada pembiakan terjadi di luar Pulau Ra’as.
Informasi mengenai keberadaan kucing Raas telah menarik perhatian dua klub penggemar kucing yang ada di Indonesia. Masing-masing klub ini menginginkan agar kelestarian kucing tersebut tetap terjaga dan menjadikan kucing Raas sebagai ras kucing yang diakui masyarakat perkucingan dunia. Cita-cita ini memerlukan perjuangan yang sangat berat dan memerlukan waktu bertahun-tahun. Diperlukan program pengembangbiakan kucing yang ketat dan terencana untuk menghilangkan atau meminimalkan cacat genetik sekaligus menstabilkan sifat-sifat genetik yang merupakan ciri khas.
Adat istiadat dan kepercayaan setempat mendukung kemurnian ras kucing ini. Kucing ini ternyata merupakan komoditi penting bagi pejabat maupun pemuka di daerah, karena mempunyai arti dan nilai khusus.
Perkembangbiakannya hanya terjadi di pulau Raas dan sangat dilindungi oleh penduduk setempat. Hanya kucing jantan yang telah dikebiri yang diizinkan untuk dibawa keluar pulau. Kelahiran anak kucing warna abu-abu selalu dinantikan untuk diberikan sebagai hadiah kepada orang-orang tertentu ataupun penyayang kucing karena memang sangat diminati.
Dengan adanya perlakuan khusus dari penduduk setempat dalam hal penyebarannya keluar pulau Raas, kemungkinan besar tidak akan terjadi perkembangbiakannya atau persilangan dengan kucing lain ditempat yang baru. Tetapi perkembanganbiakan yang terjadi di pulau Raas itu sendiri belum dapat dipastikan, karena diduga terjadi secara alami tanpa adanya pengawasan atau perlakuan khusus dalam pembiakannya.
Kita berharap semoga kucing Ra’as ini akan menjadi kucing ras asli Indonesia yang mampu menghiasi setiap pagelaran akbar cat show. Semoga saja.
(sumber: pulauraas.com)
Tulisan lain tentang Kucing Busok atau Kucing Raas Madura
Kucing Raas
(foto : pulauraas.com)
Dinamakan kucing Raas karena kucing ini hanya berada atau berasal dari Pulau Raas. Pulau Raas adalah salah satu pulau di sekitar pulau madura sebelah timur. Namun di pulau Raas sendiri, kucing ini lebih dikenal sebagai kucing Busok. Kucing ini juga sempat dibawa keluar pulau Raas dan ditemukan di Sumenep. Kucing ini sebetulnya punya peluang untuk menjadi kucing ras karena berada pada lingkungan terbatas dengan pola perkawinan tertentu sehingga terbentuk penampilan yang khas.
Kepercayaan
Kucing ini dipercaya mempunyai kekuatan gaib atau berhubungan dengan kekuatan mistis. Warga pulau Raas ada yang meyakini kelahiran kucing Raas ini berkaitan dengan kekuatan mistik. Kucing Busok merupakan hasil perkawinan dari kucing betina warna apa saja dengan kucing Pitua atau kucing bertanduk. Masyarakat percaya kucing ini hanya dapat dilihat oleh anak (belum akil balig) yang notabene “belum mempunyai dosa”. Masyarakat juga percaya kucing ini dijumpai di kawasan sekitar kuburan.
Karena kepercayaan di atas maka banyak warga lebih memilih memelihara kucing betina dengan harapan dikawin kucing Pitua dan melahirkan kucing Busok. Selain itu bila sudah mempunyai kucing Busok mereka lebih memilih mengebiri kucing Busok agar tidak hilang karena terpikat dengan betina lain. Masyarakat juga percaya bahwa kucing Busok tidak dapat melahirkan keturuan kucing Busok yang berwarna abu-abu. Selain itu masyarakat percaya bila memelihara Busok, maka pemilik akan mendapat kelimpahan rejeki atau keberuntungan.
Kenyataan bahwa semua kucing Busok dikastrasi atau dikebiri oleh pemiliknya tersebut membuat kucing Busok tidak mempunyai jalur keturunan yang jelas dan konsisten, sehingga sulit utuk melahirkan bangsa kucing yang mempunyai ciri-ciri yang khas, yang untuk kemudian dapat diakui sebagai bangsa kucing tersendiri. Meskipun juga banyak orang tertarik dengan keberadaan kucing Busok, sehingga berusaha keras untuk memilikinya termasuk warga asing. Namun demikian faktor kepercayaan mistis tersebut yang membuat kucing Busok tetap berada di pulau Raas.
Tampilan umum mirip seperti kucing korat atau kucing Turkish angora dengan rambut berwarna abu-abu pada hampir seluruh bagian tubuh. Bentuk tubuh sebagaimana kucing lokal lain. Ada kecenderungan kaki belakang lebih panjang dari kaki depan.
Bentuk kepala dengan hidung berukuran sedang. Warna cuping hidung hitam. Telinga berdiri tegak ke arah depan seperti kucing Turkish angora terkesan waspada, berukuran sedang dengan ujung telinga agak runcing.
Kucing Raas mempunyai warna mata hijau tua atau hijau gelap, tidak seperti Turkish angora atau Korat yang mempunyai warna mata hijau terang. Mata tidak begitu lebar dan berbentuk oval.
Rambut kucing Raas pendek dan halus. Rambut kucing ini berwarna abu-abu pada sebagian besar tubuhnya. Sementara bagian bawah tubuh, dada atau perut terdapat warna putih dengan batas yang tidak jelas.
Seandainya kucing Raas atau Busok ini dipelihara dan dikawinkan dengan baik dalam waktu tidak terlalu lama akan terbentuk ras kucing yang khas Indonesia, karena kucing Raas mempuyai peluang untuk itu.
Kepercayaan
Kucing ini dipercaya mempunyai kekuatan gaib atau berhubungan dengan kekuatan mistis. Warga pulau Raas ada yang meyakini kelahiran kucing Raas ini berkaitan dengan kekuatan mistik. Kucing Busok merupakan hasil perkawinan dari kucing betina warna apa saja dengan kucing Pitua atau kucing bertanduk. Masyarakat percaya kucing ini hanya dapat dilihat oleh anak (belum akil balig) yang notabene “belum mempunyai dosa”. Masyarakat juga percaya kucing ini dijumpai di kawasan sekitar kuburan.
Karena kepercayaan di atas maka banyak warga lebih memilih memelihara kucing betina dengan harapan dikawin kucing Pitua dan melahirkan kucing Busok. Selain itu bila sudah mempunyai kucing Busok mereka lebih memilih mengebiri kucing Busok agar tidak hilang karena terpikat dengan betina lain. Masyarakat juga percaya bahwa kucing Busok tidak dapat melahirkan keturuan kucing Busok yang berwarna abu-abu. Selain itu masyarakat percaya bila memelihara Busok, maka pemilik akan mendapat kelimpahan rejeki atau keberuntungan.
Kenyataan bahwa semua kucing Busok dikastrasi atau dikebiri oleh pemiliknya tersebut membuat kucing Busok tidak mempunyai jalur keturunan yang jelas dan konsisten, sehingga sulit utuk melahirkan bangsa kucing yang mempunyai ciri-ciri yang khas, yang untuk kemudian dapat diakui sebagai bangsa kucing tersendiri. Meskipun juga banyak orang tertarik dengan keberadaan kucing Busok, sehingga berusaha keras untuk memilikinya termasuk warga asing. Namun demikian faktor kepercayaan mistis tersebut yang membuat kucing Busok tetap berada di pulau Raas.
Tampilan umum mirip seperti kucing korat atau kucing Turkish angora dengan rambut berwarna abu-abu pada hampir seluruh bagian tubuh. Bentuk tubuh sebagaimana kucing lokal lain. Ada kecenderungan kaki belakang lebih panjang dari kaki depan.
Bentuk kepala dengan hidung berukuran sedang. Warna cuping hidung hitam. Telinga berdiri tegak ke arah depan seperti kucing Turkish angora terkesan waspada, berukuran sedang dengan ujung telinga agak runcing.
Kucing Raas mempunyai warna mata hijau tua atau hijau gelap, tidak seperti Turkish angora atau Korat yang mempunyai warna mata hijau terang. Mata tidak begitu lebar dan berbentuk oval.
Rambut kucing Raas pendek dan halus. Rambut kucing ini berwarna abu-abu pada sebagian besar tubuhnya. Sementara bagian bawah tubuh, dada atau perut terdapat warna putih dengan batas yang tidak jelas.
Seandainya kucing Raas atau Busok ini dipelihara dan dikawinkan dengan baik dalam waktu tidak terlalu lama akan terbentuk ras kucing yang khas Indonesia, karena kucing Raas mempuyai peluang untuk itu.
(sumber dan foto : triakoso.wordpress)
TOTO TOTO - Titanium Tube | Baojititanium
BalasHapusTOTO TOTO 정읍 출장안마 is a tube which is a type 인천광역 출장샵 of tube that 동해 출장샵 has 파주 출장샵 been developed to provide titanium tube a true vintage style of the band's voice, as well as a type of metal